Indonesia adalah negara yang mempunyai wilayah geografis yang luas. Tidak hanya wilayah yang luas, Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah rakyat terbesar ketiga di dunia. Karena faktor wilayah yang luas dan jumlah rakyat yang banyak itulah yang menjadikan Indonesia mempunyai banyak keanekaragaman. Keanekaragaman yang dimiliki Indonesia diantaranya adalah suku, agama, bahasa, adat istiadat, dan lain-lain. Keanekaragaman tersebut tidak menjadikan bangsa Indonesia terpecah-belah, rakyat Indonesia bersatu di atas segala keanekaragaman yang ada. Keanekaragaman tersebut juga terukir di bawah lambang garuda yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya “Walau berbeda-beda tetap satu jua”. Hal tersebut kita dapat lihat saat adanya kerja bakti membersihkan lingkungan, di mana orang-orang yang ada terdiri dari berbagai suku, agama, adat istiadat namun mereka tetap bersatu, bekerja sama, gotong royong untuk membersihkan lingkungan.
Seiring perkembangan zaman dan kemudahan akses akan informasi menjadikan budaya luar dengan mudahnya masuk ke Indonesia. Dan perlahan budaya luar tersebut mempengaruhi pribadi anak bangsa. Yang menjadi masalah akibat budaya luar yang mulai mempengaruhi anak bangsa adalah budaya yang mengarah ke negatif. Sungguh amat disayangkan hal tersebut terjadi. Kita dapat melihat realita yang ada dari lingkungan yang terdekat kita yaitu keluarga. Kini sangat sedikit seorang anak yang berkumpul dengan keluarganya setelah pulang sekolah, mereka lebih memilih masuk kamar untuk melihat televisi sendiri atau browsing. Tidak ada komunikasi antara orang tua dengan anak mengakibatkan orang tua tidak dapat mengetahui segala kegaiatan yang anak lakukan. Sehingga anak cenderung menjadi makhluk individualis. Anak yang tergolong sebagai makhluk individualis tersebut tidak akan mampu bersosialisasi di tengah masyarakat. Dan apabila anak-anak bangsa seperti itu, maka hancurlan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang merupakan ciri khas bangsa ini.
yaitu banyak sekali pergaulan bebas yang terjadi, peningkatan penggunaan narkoba dan lain-lain. Selain itu, kini rakyat Indonesia yang dahulu dikenal sebagai orang yang ramah kini menjadi masyarakat yang sangat mengedepankan emosi. Seperti pada peristiwa yang belum lama terjadi yaitu masalah makam mbah Priok. Seandainya saja masyarakat pada saat itu dapat menahan emosi mereka, mungkin tidak akan ada korban akibat kasus tersebut. Seandainya saja musyawarah di balai kota dilakukan sebelum pertikaian di koja tersebut terjadi mungkin tidak akan ada keluarga yang menangisi sanak keluarganya yang menjadi korban akan masalah tersebut.
Saatnya masyarakat Indonesia introspeksi diri mereka masing-masing. Masyarakat Indonesia saat menginginkan keadaan yang damai, tentram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar