Pernahkah kamu merasa sedih dan ingin mencurahkan isi hatimu pada seseorang (keluarga, sahabat atau siapapun)? Namun, pada saat yang bersamaan tidak ada seorangpun yang dapat mendengarkanmu. Jangankan untuk memberi solusi, bahkan mendengarkanmu pun mereka tidak bisa. Seolah semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Apa yang kamu rasakan dan lakukan??? DOWN, mungkin itu jawabannya, dan kamu hanya bisa menangis, menangis dan menangis. Mungkin, ditengah-tengah tangismu, mungkin kamu berpikir. Mengapa tak ada seorang pun yang dapat mendengarkanku, padahal aku begitu membutuhkannya??? (hal ini yang kebanyakan dilakukan ketika kita membutuhkan seseorang dan tak ada seorangpun di samping kita).
Mari kita sedikit bepikir kawan, mungkin saja sahabat kita memiliki masalah yang jauh lebih berat dari masalah yang sedang kita hadapai atau mungkin dia memiliki pekerjaan yang tak bisa ditunda.Jangan menjadi orang yang egois kawan, yang selalu ingin didengarkan. Cobalah berpikir positif. Kamu tak pernah sendiri, karena Allah tak pernah meninggalkanmu walau selangkah. Dia selalu ada untukmu, saat kau sedih, bahagia, bahkan ketika kau menjauh dari-Nya.
Kemampuan atau skills dapat terbagi ke dalam dua macam yaitu hardskill dan softskill. Dalam tulisan ini, akan digambarkan mengenai softskill dan juga hubungannya dengan perilaku korupsi yang di semua Negara pasti akan ditemukan perilaku tersebut. Namun sebelumnya alangkah baiknya jika mengetahui perbedaan antara hardskill dan softskill.
Hardskill merupakan kemampuan atau keterampilan dalam hal akademis dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dibidangnya masing-masing. Sedangkan softskill merupakan kemampuan yng tidak berhubungan dengan hal keterampilan khusus dalam suatu bidang. Softskill dapat terbagi ke dalam dua macam yaitu interpersonal skill dan intrapersonal skill. Interpersonal skill berhubungan dengan bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, sedangkan intrapersonal skill merupakan suatu kemampuan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri. Contoh-contoh softskill adalah sebagai berikut : kejujuran, tanggung jawab, berlaku adil, kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi dengan baik, kemampuan beradaptasi, kemampuan mengambil keputusan, memiliki toleransi tinggi, hormat terhadap sesama, kemampuan memecahkan masalah, dsb.
Lalu apakah hubungannya softskill tersebut dengan perilaku korupsi? Perilaku korupsi merupakan perilaku yang merugikan dan merusak. Misalnya dalam suatu instansi pemerintah terdapat orang-orang “nakal” yang melakukan segala cara untuk keuntungan finansialnya sendiri, maka hal tersebut akan merugikan Negara. Lalu korupsi juga dapat merusak, yaitu merusak hati orang yang melakukan korupsi atau disebut dengan koruptor. Mengapa demikian? Karena jika ia telah terlena dan menikmati keuntungan dari korupsi tersebut, maka ia akan terus menerus melakukannya tanpa perasaan bersalah. Perilaku korupsi tersebut dapat terjadi karena tingkat softskill yang rendah. Korupsi merupakan kebohongan publik yang sangat merugikan. Seperti telah dicontohkan di atas, kejujuran dan perilaku adil serta tanggung jawab merupakan bagian dari softskill. Oleh karena itu kemampuan softskill perlu untuk ditanamkan sejak dini, sehingga tidak akan terlahir lagi koruptor-koruptor di masa yang akan datang khususnya di Negara Indonesia. Hal ini perlu diperhatikan oleh masyarakat luas atau LSM untuk melaporkan jika melihat tindak korupsi dan juga menjadi pekerjaan rumah bagi instansi terkait seperti KPK untuk memberantas korupsi sampai ke akar.
Indonesia adalah negara yang mempunyai wilayah geografis yang luas. Tidak hanya wilayah yang luas, Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah rakyat terbesar ketiga di dunia. Karena faktor wilayah yang luas dan jumlah rakyat yang banyak itulah yang menjadikan Indonesia mempunyai banyak keanekaragaman. Keanekaragaman yang dimiliki Indonesia diantaranya adalah suku, agama, bahasa, adat istiadat, dan lain-lain. Keanekaragaman tersebut tidak menjadikan bangsa Indonesia terpecah-belah, rakyat Indonesia bersatu di atas segala keanekaragaman yang ada. Keanekaragaman tersebut juga terukir di bawah lambang garuda yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya “Walau berbeda-beda tetap satu jua”. Hal tersebut kita dapat lihat saat adanya kerja bakti membersihkan lingkungan, di mana orang-orang yang ada terdiri dari berbagai suku, agama, adat istiadat namun mereka tetap bersatu, bekerja sama, gotong royong untuk membersihkan lingkungan.
Seiring perkembangan zaman dan kemudahan akses akan informasi menjadikan budaya luar dengan mudahnya masuk ke Indonesia. Dan perlahan budaya luar tersebutmempengaruhi pribadi anak bangsa. Yang menjadi masalah akibat budaya luar yang mulai mempengaruhi anak bangsa adalah budaya yang mengarah ke negatif. Sungguh amat disayangkan hal tersebut terjadi. Kita dapat melihat realita yang ada dari lingkungan yang terdekat kita yaitu keluarga. Kini sangat sedikit seorang anak yang berkumpul dengan keluarganya setelah pulang sekolah, mereka lebih memilih masuk kamar untuk melihat televisi sendiri atau browsing. Tidak ada komunikasi antara orang tua dengan anak mengakibatkan orang tua tidak dapat mengetahui segala kegaiatan yang anak lakukan. Sehingga anak cenderung menjadi makhluk individualis. Anak yang tergolong sebagai makhluk individualis tersebut tidak akan mampu bersosialisasi di tengah masyarakat. Dan apabila anak-anak bangsa seperti itu, maka hancurlan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang merupakan ciri khas bangsa ini.
yaitu banyak sekali pergaulan bebas yang terjadi, peningkatan penggunaan narkoba dan lain-lain. Selain itu, kini rakyat Indonesia yang dahulu dikenal sebagai orang yang ramah kini menjadi masyarakat yang sangat mengedepankan emosi. Seperti pada peristiwa yang belum lama terjadi yaitu masalah makam mbah Priok. Seandainya saja masyarakat pada saat itu dapat menahan emosi mereka, mungkin tidak akan ada korban akibat kasus tersebut. Seandainya saja musyawarah di balai kota dilakukan sebelum pertikaian di koja tersebut terjadi mungkin tidak akan ada keluarga yang menangisi sanak keluarganya yang menjadi korban akan masalah tersebut.
Saatnya masyarakat Indonesia introspeksi diri mereka masing-masing. Masyarakat Indonesia saat menginginkan keadaan yang damai, tentram.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar karena memiliki wilayah geografis yang cukup luas selain itu bangsa Indonesia adalah bangsa yang banyak sekali memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Tidak hanya dari sisi kekayaan akan sumber daya alam, Indonesia juga memiliki kekayaan akan sumber daya manusia. Tercatat bahwa Indonesia merupakan negara terbesar ketiga yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah cina dan india.
Jumlah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang besar tidak menjadikan Indonesia semerta-merta sebagai negara yang makmur. Dapat dilihat angka kemiskinan penduduk Indonesia yang cukup banyak. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?, mungkin itulah pertanyaan yang ada di benak kita. Sungguh ironis memang bila kita bandingkan Indonesia dengan Singapura. Kita tahu Singapura dengan wilayah geografis yang kecil dan jumlah penduduk yang sedikit dapt digolongkan sebagai negara yang makmur.
Lalu apa penyebabnya mengapa Indonesia tidak dapat dikategorikan sebagai negara yang makmur. Salah satu penyebab yang menjadikan tingginya angka kemiskinan di Indonesiaadalah rendahnya pendidikan masyarakat Indonesia. Pendidikan yang rendah itulah yang menyebabkan angka kemiskinan di Indonesia cukup tinggi. Jadi, salah satu penyebab Indonesia tidak dapat dikategorikan sebagai bangsa yang makmur disebabkan rendahnya pendidikan masyarakat Indonesia yang menjadikan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia kurang berkualitas dan tidak dapat memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif, efisien dan tepat guna.
Dibalik itu semua, ada secercah harapan pada tunas-tunas bangsa Indonesia. Tercatat bahwa banyak anak-anak negeri memenangkan lomba olimpiade science yang diikuti oleh negara-negara seluruh dunia termasuk amerika serikat dan jepang yang tergolong sebagai negara terdepan. Tidak hanya itu, di dalam sebuah acara di televisi, ada seorang anak negeri yang dahulu tergabung di PT. Dirgantara untuk membuat pesawat Gatot Kaca yang merupakan pesawat pertama buatan anak negeri, dan kini dia berada di Amerika Serikat dan bekerja di Boeing. Banyak sekali anak negeri berprestasi yang dimiliki di Indonesia, namun sangat disayangkan mereka tidak ada di Indonesia karana ketidakmampuan pemerintahan Indonesia untuk memfasilitasi mereka untuk mengembangkan negeri Indonesia tercinta.
Semakin dewasa negeri ini bukan berarti bahwa Indonesia semakin menuju kebaikan justru semakin terpuruk dalam hal tingkah laku atau etika. Hal ini ditunjukkan dari semakin banyaknya kasus-kasus kkndi dalam beberapa instansi Negara. Saat ini sedang hangat dibicarakan mengenai kasus yang menimpa departemen pajak. Paling menghebohkan adalah kasus Gayus tambunan dan kasus mafia pajak di Surabaya yang melibatkan office boy. Bagaimana tidak heboh jika seorang pegawai negeri sipilgolongan 3 (Gayus) dapat memiliki harta miliaran rupiah. Ternyata dia terlibat dalam kasus mafia pajak yang merugikan Negara tidak sedikit.
Sebagai teman gayus yang mengetahui tindakannya yang tidak baik tersebut, saya akan menasehati supaya dia mempertanggungjawakan perbuatannya dan supaya tidak mengulanginya. Hendaknya dia bersikap kooperatif kepada pihak berwajib saat diperiksa lalu berkata jujur dalam setiap keterangannya. Hal itu dapat membantu pihak berwajib untuk mengupas lebih dalam mengenai siapa saja yang terlibat dalam mafia pajak.