Sekarang ini terutama para pemuda lebih senang menggunakan bahasa gaul dibanding dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan karena terlalu sering menggunakan bahasa gaul, mereka lupa akan tata cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak kita lihat sinetron-sinetron di televisi juga mencontohkan bahasa gaul di kalangan muda mudi.
"Padahal seharusnya siapa saja yang berkomitmen dengan sumpah pemuda harus menjunjung tinggi penggunaan Bahasa Indonesia yang baku sebagai bahasa persatuan," kata pengamat bahasa dan sastra Indonesia Jamal D Rahman di Yogyakarta, Kamis (15/10).
Menurutnya, generasi muda hendaknya mencontoh tokoh Muhammad Yamin. Dia adalah cermin anak muda yang memiliki keyakinan penuh kedudukan bahasa dalam kebudayaan, dan bahasa itu adalah Bahasa Indonesia.
Kita semua tidak terlepas dari pergaulan yang memperkenalkan kita pada bahasa gaul. Pernahkah kita bertanya dari mana asal bahasa gaul? Bahasa gaul yang sering kita pakai tidak sedikit yang berasal dari bahasa Betawi. Sebut saja : Gue (aku), doang (hanya). Itu merupakan salah satu contoh bahasa gaul.
Ada juga bahasa gaul yang menyerap bahasa asing seperti : what's up, bye-bye, OK.Bahasa gaul juga ada yang mengambil kata-kata dari bahasa iklan. Contohnya : siapa takut, gue banget.Meskipun tidak banyak orang yang mengerti maksudnya, tapi mereka tetap saja ikut-ikutan dan mengucapkan kata itu berulang-ulang.
Memang seiring dengan berjalannya zaman, kita semakin terbawa arus globalisasi dan perkembangan bahasa gaul pun semakin pesat. Saat ini bahasa gaul sudah dianggap sangat lumrah. Dulu sebelum maraknya teknologi email dan sms, orang lebih senang menulis yaitu dengan surat. Sebenarnya dengan surat orang dapat lebih menggali kreatifitas untuk menulis. Namun kini dapat kita lihat, kantor pos-kantor pos terlihat sepi. Orang lebih senang dengan berkirim sms ataupun email yang tidak ada aturan untuk menulisnya. Jika para generasi muda lupa akan bahasa persatuan lalu siapa yang akan melestarikan Bahasa Indonesia? Yang dapat menyelesaikan semua masalah ini hanyalah kita. Boleh-boleh saja menggunakan bahasa gaul, tetapi kita juga harus mengerti dahulu tentang bahasa Indonesia. Tidak perlu takut dibilang tidak gaul atau kuper karena pasti ada kepuasan tersendiri bagi kita yang berhasil melestarikan indahnya bahasa Indonesia. Karena kita generasi penerus dan juga Bangsa Indonesia, maka cintailah bahasa Indonesia.
Sumber :
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/10/15/100435/90/14/Bahasa-Gaul-Tantangan-Berat-Pengembangan-Bahasa-Indonesia-
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_gaul_Indonesia
http://matanews.com/2009/10/16/bahasa-gaul-ancam-bahasa-indonesia/
http://www.um-pwr.ac.id/web/artikel/390-bahasa-indonesia-antara-variasi-dan-penggunaan.html
http://www.fupei.com/IDForum-viewthread-tid-2431.html
"Padahal seharusnya siapa saja yang berkomitmen dengan sumpah pemuda harus menjunjung tinggi penggunaan Bahasa Indonesia yang baku sebagai bahasa persatuan," kata pengamat bahasa dan sastra Indonesia Jamal D Rahman di Yogyakarta, Kamis (15/10).
Menurutnya, generasi muda hendaknya mencontoh tokoh Muhammad Yamin. Dia adalah cermin anak muda yang memiliki keyakinan penuh kedudukan bahasa dalam kebudayaan, dan bahasa itu adalah Bahasa Indonesia.
Kita semua tidak terlepas dari pergaulan yang memperkenalkan kita pada bahasa gaul. Pernahkah kita bertanya dari mana asal bahasa gaul? Bahasa gaul yang sering kita pakai tidak sedikit yang berasal dari bahasa Betawi. Sebut saja : Gue (aku), doang (hanya). Itu merupakan salah satu contoh bahasa gaul.
Ada juga bahasa gaul yang menyerap bahasa asing seperti : what's up, bye-bye, OK.Bahasa gaul juga ada yang mengambil kata-kata dari bahasa iklan. Contohnya : siapa takut, gue banget.Meskipun tidak banyak orang yang mengerti maksudnya, tapi mereka tetap saja ikut-ikutan dan mengucapkan kata itu berulang-ulang.
Memang seiring dengan berjalannya zaman, kita semakin terbawa arus globalisasi dan perkembangan bahasa gaul pun semakin pesat. Saat ini bahasa gaul sudah dianggap sangat lumrah. Dulu sebelum maraknya teknologi email dan sms, orang lebih senang menulis yaitu dengan surat. Sebenarnya dengan surat orang dapat lebih menggali kreatifitas untuk menulis. Namun kini dapat kita lihat, kantor pos-kantor pos terlihat sepi. Orang lebih senang dengan berkirim sms ataupun email yang tidak ada aturan untuk menulisnya. Jika para generasi muda lupa akan bahasa persatuan lalu siapa yang akan melestarikan Bahasa Indonesia? Yang dapat menyelesaikan semua masalah ini hanyalah kita. Boleh-boleh saja menggunakan bahasa gaul, tetapi kita juga harus mengerti dahulu tentang bahasa Indonesia. Tidak perlu takut dibilang tidak gaul atau kuper karena pasti ada kepuasan tersendiri bagi kita yang berhasil melestarikan indahnya bahasa Indonesia. Karena kita generasi penerus dan juga Bangsa Indonesia, maka cintailah bahasa Indonesia.
Sumber :
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/10/15/100435/90/14/Bahasa-Gaul-Tantangan-Berat-Pengembangan-Bahasa-Indonesia-
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_gaul_Indonesia
http://matanews.com/2009/10/16/bahasa-gaul-ancam-bahasa-indonesia/
http://www.um-pwr.ac.id/web/artikel/390-bahasa-indonesia-antara-variasi-dan-penggunaan.html
http://www.fupei.com/IDForum-viewthread-tid-2431.html