Senin, 28 September 2009

Fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia

Mendengar kata bahasa Indonesia sudah tak asing lagi bagi kita. Karena bahasa sehari-hari yang kita gunakan adalah bahasa Indonesia. Sehingga banyak dari kita tidak terlalu mempedulikan kaidah bahasa yang benar. Sungguh sangat disayangkan jika kita sebagai mahasiswa termasuk orang yang tidak peduli dengan kaidah bahasa. Karena itu bahasa Indonesia penting untuk dipelajari.

Sekilas Mengenai Awal Mula Pembentukan Bahasa Indonesia

Sedikit kita akan mengenal asal usul bahasa Indonesia. bahasa melayu yang berasal dari bangsa Melanesia yang kini telah melebur ke dalam NKRI menjadi awal dari terbentuknya bahasa Indonesia. Namun bahasa Melayu itu sendiri menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Alasan mengapa bahasa melayu dijadikan sebagai sumber bahasa Indonesia antara lain adalah :

1. Alasan intralinguistik

  • Bahasa yang luwes
  • Kosa kata sederhana, tidak bertingkat

2. Alasan ekstralinguistik

  • Lingua franca, yaitu sebuah sistem linguistik yang digunakan sebagai alat komunikasi sementara oleh suku bangsa yang mempunyai bahasa ibu yang berbeda. Seperti halnya bahasa Latin yang dahulu merupakan lingua franca bagi bangsa-bangsa di Eropa, bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca bagi suku-suku bangsa yang ada di wilayah nusantara.
  • Sebagai penutur utama para pedagang

Awal penciptaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang berbunyi, (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Lalu pada kongres bahasa Indonesia yang pertama di Solo tahun 1938, karena semangat anti Belanda yang membara maka muncullah banyak istilah-istilah ilmu pengetahuan yang berbahasa Indonesia. Seperti dalam bidang geometris contohnya kata jajaran genjang dan belah ketupat yang lahir dari pertemuan kongres tersebut. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia. Lalu pada 19 Maret 1945 dirumuskan ejaan Republik sebagai pengganti dari ejaan Van Ophuijsen. Dan dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 semakin mengukuhkan fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia di berbagai lapisan masyarakat. Pada 16 Agustus 1974 diresmikanlah EYD (Ejaan Yang disempurnakan). Lalu 28 oktober – 3 november 1988 pada kongres Bahasa Indonesia kelima ditandai dengan diluncurkannya Kamus Besar Bahasa Indonesia dan tata bahasa baku bahasa Indonesia.

Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki berbagai fungsi yang dibagi ke dalam fungsi umum dan fungsi khusus.

Fungsi umum (fungsi komunikatif)

sebagai alat berkomunikasi

sebagai alat untuk mengadakan integrasi & adaptasi sosial

sebagai alat untuk berekspresi

sebagai alat kontrol social

Fungsi khusus (fungsi estetis)

Sebagai alat untuk mempermudah dan mengkaji dalam :

hubungan pergaulan

ilmu pengetahuan

teknologi

Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Nasional

lambang kebangsaan Indonesia

lambang identitas nasional

alat pemersatu berbagai macam suku dan budaya

Bahasa Resmi

bahasa resmi kenegaraan

bahasa pengantar pendidikan

bahasa pengembang iptek dan kebudayaan

Demikian secara singkat mengenai asal mula terbentuk sampai dengan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia agar kita yang membaca ingat bahwa bahasa Indonesia harus kita jaga sebab Bahasa Indonesia yang telah menyatukan kita sehingga menjadi NKRI. Dan perlu diingat juga bahwa kita harus bangga berbahasa Indonesia. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Minggu, 27 September 2009

Jejak Film Animasi di Indonesia

Peradaban manusia dapat diukur dari kemajuan kebudayaannya. Kebudayaan itu sendiri telah dikenal sejak zaman purbakala yang menggunakan lingkungan alam sebagai inspirasinya. Contohnya adalah gambar ukiran-ukiran yang ada di candi Borobudur yang mengungkapkan suatu perjalanan cerita kehidupan manusia saat itu. Begitu hebatnya pemikiran manusia hingga terpikir untuk menuangkan yang ada di sekitar mereka ke dalam ukiran-ukiran atau lukisan dengan objek makhluk hidup atau alam sekitar. Namun, semakin berkembangnya pemikiran manusia, hal itu masih dirasa belum cukup untuk berkreatifitas. Karena ukiran dan lukisan hanya dapat mengungkapkan dalam posisi diam. Bagaimana jika kita ingin mengekspresikan seorang pencopet sedang berlari lalu dikeroyok warga sekitar hingga babak belur? Maka yang dibutuhkan adalah beberapa alur gerak dari beberapa objek. Lalu deperkenalkanlah animasi pada permulaan abad 20an.

Film animasi sudah dikenal sejak tahun 1940-an. Dengan teknologi yang masih sederhana pada waktu itu, Walt Disney antara lain memproduksi film-film masterpiece seperti Pinocchio dan Snow White. Sedangkan di Indonesia, tidak dipungkiri bahwa Indonesia saat itu hanya sebagai penikmat film-film animasi dari Jepang dan Amerika.


gambar 1.1.

film animasi 2D
"Si Huma"

Maka dari itu pada tahun 1950an Perusahaan Film Negara mengirimkan orang-orang ke Disney untuk belajar. Dan pada tahun 1955 Indonesia sudah mampu membuat film animasi berdurasi 5 menit yang berjudul “Si Doel Memilih” karya Dukut Hendronoto. Film animasi 2D tentang propaganda kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia itu menjadi tonggak dimulainya animasi modern di negeri ini.
Pada tahun 1980an, film animasi Indonesia yang menjadi favorit anak-anak, yaitu “Si Huma”muncul di TVRI. Film ini bercerita tentang petualangan si huma dan windi. Namun, film “Si Huma” (gambar1.1) mandeg begitu saja.




Lalu, di tahun 2004, ada pula film cerita panjang berjudul “Homeland”. Film animasi berdurasi 30 menit itu dianggap sebagai film animasi 3D yang pertama di Indonesia dan menjadi babak baru bagi dunia peranimasian di Nusantara. Semakin hari semakin berkembangnya animasi di Indonesia, baik film yang diputar di bioskop maupun di televisi-televisi swasta. Tahun 2009 dirilis film animasi 3D yang berjudul “Meraih Mimpi”. Film animasi musikal yang bercerita tentang seorang perempuan yang berjuang meraih cita-cita ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi anak-anak Indonesia dan untuk dunia animasi di Indonesia dapat terus berkembang pesat.










Sumber : http://puslit.petra.ac.id/journals/design/